Site icon agussuratna.net

Cara Membuat Plugin WordPress dengan Mudah

Plugin pada WordPress memegang peranan yang cukup penting, selain menyediakan beragam fitur menarik bagi website WordPress kita, fitur yang dipasang juga terpisah dari sistem coding website utama. Dengan cara ini, website WordPress kita tetap dapat berjalan dengan baik jika sewaktu-waktu plugin mengalami kesalahan.

Plugin WordPress adalah kumpulan dari kode yang berdiri sendiri dan dapat berfungsi menambahkan fitur website WordPress kita. Terdiri dari kombinasi PHP, HTML, CSS, JavaScript/jQuery, atau bahasa pemrograman web lainnya.

Sebuah plugin dapat menambahkan fitur baru pada bagian lain dari website kita, termasuk pada dashboard admin. Kita dapat mengubah tampilan bawaan dari WordPress atau menghapus bagian yang tidak diinginkan. Sehingga, sebuah plugin memungkinkan kita dapat melakukan perubahan pada WordPress sesuai dengan yang diinginkan.

Karena plugin WordPress berdiri sendiri, sehingga tidak mengubah code utama pada WordPress. Selain itu, plugin tersebut dapat diinstal pada website lain yang menggunakan WordPress.

Alternatif lain untuk melakukan perubahan pada WordPress adalah dengan membuat function baru pada file functions.php, yang tersimpan pada folder /wp-includes/, atau pada file functions.php dari template. Tapi cara ini tidak disarankan ketika membuat plugin WordPress. WordPress dan template akan menerima update terbaru secara berkala, sehingga ketika file functions.php diperbaharui ketika dilakukan update, maka code yang kita buat akan terhapus.

Lain halnya dengan plugin, karena scriptnya tidak akan terhapus ketika dilakukan update pada WordPress atau template. Selain itu, jika code plugin kita mengalami error, kita hanya perlu menonaktifkan plugin dan error akan segera teratasi. Jika plugin mengalami error yang cukup serius, maka secara otomatis WordPress akan menonaktifkannya.

 

Pendahuluan

Sebelum membuat plugin, terlebih dahulu memperhatikan hooks. Tugas hooks adalah sebagai titik koneksi untuk menempelkan plugin ke kode WordPress core. Sehingga akan menentukan kapan dan dimana plugin berkerja. Hooks mempunyai dua variasi, yaitu actions dan filters.

Empat hal yang harus diperhatikan sebelum membuat plugin, yaitu:

  1. Nama plugin, variable dan function. Untuk menghidari nama yang sama dengan plugin lain. Cara lainnya adalah dengan membuat prefix yang unik di setiap variable dan function yang gunakan.
  2. Keamanan plugin. Jangan sampai membuat plugin yang memberikan celah keamanan, lebih baik pelajari terlebih dahulu tentang Plugin Handbook.
  3. Struktur plugin. Memperhatikan banyaknya file yang dimuat dan disimpan dalam satu folder atau tidak. Memperhatikan itu akan membuat kerangka kerja yang baik sehingga developer yang lain akan mudah memahami.
  4. Codingstandars. Sebuah komunitas untuk membantu orang agar terhidar dari kesalahan coding yang umum. Dan akan membantu orang agar kode yang dibuatnya bisa dipahami oleh orang lain.

Langkah-Langkah Membuat WordPress Plugin

Berikut ini langkah-langkah untuk membuat WordPress plugin :

  1. Install WordPress di komputer lokal
    Agar terhindar dari rusaknya website dan lebih mengarah privasi maka dibuatlah WordPress di komputer lokal kita. Supaya lebih leluasa mencoba dan tidak mengganggu website yang sudah dihosting. Untuk cara pembuatannya bisa dilihat di tutorial berikut ini https://agussuratna.net/2021/12/29/cara-install-wordpress-di-localhost-dengan-xampp/.
  2. Membuat File Plugin Baru
    Buat folder baru di /wp-content/plugins/, misal dengan nama belajarplugins. Buat file PHP di dalam folder yang sudah kita buat, isi file tersebut dengan kode berikut :
    <?php
        /**
        * Plugin Name: Belajar Plugin
        * Plugin URI: https://www.mywebsite.com/
        * Description: Plugin pertama yang dibuat
        * Version: 1.0
        * Author: Agus S
        * Author URI: http://yourwebsite.com/
        **/ 
    ?>

    Plugin Name adalah nama plugin, Description adalah deskripsi tentang plugin, Author adalah pembuat plugin. Selain di atas, kita dapat juga menambahkan versi (Version: 1.0) maupun uri (http://yourwebsite.com/).

    Simpan, jika berhasil akan tersedia di site bagian Plugins : Jika ingin dibagikan publik, buat sebuah file readme. Isi file tersebut menjelaskan isi plugin yang dibuat. Bisa dibuat manual lalu disimpan bersama file php atau menggunakan Plugin Readme Generator.

  3. Menambahkan Kode
    Memberikan contoh plugin yang simpel seperti mengganti pesan error saat gagal masuk ke website. Tambahkan kode ke dalam file PHP yang telah dibuat tadi, dengan cara membuat fungsi dengan nama agssrt_no_wordpress_errors, agssrt (agussuratna) sebuah prefix agar nama tersebut terlihat unik, dengan sintak seperti berikut :
    <?php
        /**
        * Plugin Name: Belajar Plugin
        * Plugin URI: https://www.mywebsite.com/
        * Description: The first plugin I have created.
        * Version: 1.0
        * Author: Your Name
        * Author URI: http://yourwebsite.com/
        **/ 
    
        function agssrt_no_wordpress_errors()
        {
            return "Mencoba Bikin Plugin !";
        }
    
        add_filter('login_errors','agssrt_no_wordpress_errors');
    ?>

    Cara kerja fungsi tersebut  return sebuah string. String tersebut untuk menampilkan pesan error, string “Mencoba Bikin Plugin !” bisa diubah sesuka hati.

  4. Mencoba Plugin
    Aktifkan terlebih dahulu pluginnyaKemudian logout dulu WordPress admin, lalu masuk dengan data yang salah. Pesan itu muncul karena sebuah filter yang terhubung dengan hook login_erros. Ketika hook tersebut terpicu mengakibatkan fungsi no_wordpress_errors berjalan.
  5. f
  6. f

 

Exit mobile version