Sejarah Plat Nomor Kendaraan Indonesia

Sejarah asal-usul penetapan plat nomor kendaraan di dunia diawali di Paris Perancis pada tanggal 14 Agustus 1893. Saat itu, plat nomor diperkenalkan oleh Otoritas Polisi Paris dengan maksud untuk mengidentifikasi mobil-mobil yang jumlahnya semakin banyak dan terus bertambah. Sehingga hal tersebut dapat mempermudah pihak kepolisian dalam mengusut kasus kecelakaan.

Louis Lepine yang tak lama menjadi ketua pelayanan sipil di Seine Police Department, menyadari bahwa lalu lalang kendaraan di masa itu membutuhkan sebuah regulasi baru. Dari pemikiran tersebut, akhirnya tercetuslah regulasi yang mana setiap mobil harus memiliki plat nomor dan harus membatasi kecepatan di angka 20 Km/Jam khususnya di area pedesaan serta 12 Km/Jam di jalanan perkotaan.

Seiring dengan hal tersebut, diterbitkan juga sebuah surat kendaraan bermotor yang kala itu masih disebut “certficat de capacité de conduit d’un véhicule à moteur”. (Sertifikat yang menunjukkan kemampuan pengendara dalam mengemudikan kendaraan bermotor).

Meskipun Perancis menjadi negara pertama yang memberlakukan plat nomor kendaraan, penerapan aturan secara nasional justru dilakukan oleh Belanda. Tepatnya sekitar tahun 1901 dan setelah itu aturan tersebut berkembang dan diterapkan diberbagai negara di Eropa.

Setelah hampir semua negara menerapkan aturan tersebut, Amerika Serikat pun mengadopsinya pada tahun 1903. Negara bagian di Amerika yang pertama memberlakukan aturan plat nomor adalah Massachusetts disusul New York pada tahun 1909, baru kemudian negara-negara bagian yang lain.

Sejarah Penetapan Plat Nomor Kendaraan di Indonesia

Sejarah plat nomor di Indonesia diawali di Pulau Jawa, yaitu pada saat pasukan Inggris untuk pertama kalinya merebut Batavia dari tangan Belanda tahun 1811. Ketika itu Inggris mengirimkan 150 kapal perang dengan jumlah pasukan sekitar 15.600 tentara dan terdiri atas 26 batalion. Setiap batalion diberi kode huruf dari A–Z.

Baca Juga  Kesehatan, Keselamatan, Keamanan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)

Saat Inggris menduduki Batavia mereka membuat aturan mengenai kendaraan di jalan raya. Inggris kemudian memberi tanda huruf B untuk kereta kuda agar mudah dikenali. Memakai huruf B, karena wilayah Batavia direbut oleh pasukan batalion B. Penomorannya sama seperti penomoran kendaraan sekarang di mana huruf B di depan diikuti dengan 5 digit angka dan diakhiri dengan huruf A yang artinya Annex (tambahan) atau huruf C yang artinya Cargo untuk kereta kuda yang khusus mengangkut barang.

Setelah Batavia, wilayah yang selanjutnya diduduki pasukan Inggris ini adalah Banten yang dilakukan oleh pasukan batalion A. Kemudian di sana mereka juga menandai wilayah tersebut dengan kode A. Wilayah selanjutnya yang direbut adalah Surabaya (batalion L) dan Madura (batalion M) pada tanggal 27 Agustus 1811. Wilayah lainnya juga berhasil direbut oleh masing-masing batalion sesuai dengan huruf wilayah plat nomor kendaraan pada jaman sekarang.

Sedangkan Yogyakarta dan Solo yang terdiri dari 2 huruf AB dan AD, karena pada saat itu wilayah tersebut merupakan wilayah kerajaan Mataram yang merupakan negara merdeka tersendiri bukan merupakan wilayah Belanda. Kesultanan Mataram ini memilih menyerah dan bergabung dengan Inggris sehingga dikirimlah batalion A didampingi dengan batalion B untuk wilayah Yogyakarta. Sebagai tanda kendaraan digunakanlan huruf AB.

Begitu pula untuk wilayah Solo di mana Batalion A didampingi batalion D. Untuk wilayah lainnya seperti Madiun dan Kediri, Kolonel Rollo Gillespie yang memimpin batalion A ditemani oleh batalion E untuk Madiun dan G untuk Kediri. Tidak semua batalion ikut bertempur seperti batalion C, I, J, O, Q, U, V, W, X, Y dan Z karena difungsikan sebagai cadangan (reserve unit).

Setelah Jawa berhasil direbut Inggris, Sir Thomas Stanford Raffles kemudian membentuk wilayah administratif berdasarkan wilayah militer tadi. Wilayah administratif sipil ini diberi nama regency atau yang dikenal orang Indonesia sebagai karesidenan.

Baca Juga  Pengertian, Tujuan dan Manfaat Penerapan 5R (5S)

Saat Belanda kembali pada 1816, Belanda kemudian melanjutkan sistem nomor polisi ini dengan menerapkannya ke Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku yang dimulai dari Sumatera Selatan. Sistem penomeran itu berlanjut hingga Indonesia merdeka.

Untuk kode plat nomor kendaraan bermotor yang berlaku di Indonesia saat ini bisa dibaca di https://agussuratna.net/2021/01/12/kode-plat-nomor-kendaraan-bermotor-indonesia/

 

Referensi :

  • https://berita.rajamobil.com/berita-mobil/2020/09/08/tahukah-anda-asal-muasal-penetapan-plat-nomor-kendaraan.htm
  • https://www.mobilmotorlama.com/2018/05/sejarah-asal-usul-plat-nomor-kendaraan.html?m=1

Related Post

1 Trackback / Pingback

  1. Kode Plat Nomor Kendaraan Bermotor Indonesia - agussuratna.net

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


error: Ga bisa dicopy